Salah satu jajanan wajib yang masuk list pulkam adalah gembus. Bukan !! Yang ini bukan tempe gembus, melainkan penganan tradisional asal Cilacap (yang tentunya juga banyak dijumpai di kediamanku Prembun, Kebumen). Kalo di Purworejo namanya binggel. Yang suka wayangan pasti paham deh dengan donat 'Jawa' satu ini yang berbahan dasar singkong (kanji). Bentuknya pun sangat khas, yaitu mirip lanthing, namun dalam versi basah. Karena kan kalo lanthing teksurnya keras (kering).
Aku suka gembus goreng dari Kebumen... |
Warna gembus putih, teksturnya kenyal. Cocok dimakan selagi panas dan baru mentas dari atas wajan. Gembus yang sudah mendingin biasanya akan menjadi alot dan susah dikunyah. Itulah mengapa, sehabis membeli gembus, biasanya aku selalu cepet-cepetan lomba sama adek, kakak, suami, ato pun ibu buat menghabiskannya.
Gembus ada yang dijual mentahan, ada pula yang dijual siap saji alias digoreng. Aku sendiri lebih suka membeli jadi karena takut salah dalam hal menggoreng. Pernah, aku beli 1 set gembus mentah di Pasar Kutoarjo untuk dibawa pas mudik balik, tapi sampai Tangerang malah kacau menggorengnya. Entah gimana teknik yang benar, yang jelas gembus yang kuhasilkan malah lebih mirip kayak cireng. Bentuknya sudah apakabar karena ketahan lama di dalam mobil hingga menghabiskan waktu 2 harian. Itulah mengapa bentuknya sudah bukan menyerupai donat lagi, tapi nyatu layaknya cireng, wkwkw.
Gembus mentah, waktu cari di Pasar Kutoarjo |
Gembus goreng berbahan dasar singkong |
Sepiring gembus biasanya paling enak dimakan dalam keadaan panas |
Kalo gembus yang sudah matang, aku belinya pas mudik hari kedua di tempat ortu (Prembun). Setelah mengantarkan Ibu buka bersama dengan anggota PNPM Desa, aku usul untuk sekalian cari jajanan berbuka. Karena kesian juga si Kunyut, adekku. Kan dia jarang yang namanya jajan di luar. Mangkanya sekalian pulang, hayok deh puas-puasin minta traktiran sama kakakknya yang cantik lagi baik hati ini *preettt*.
Jadi ketika lewat di pertigaan Wadaslintang, depannya SMA Negeri 1 Prembun--SMA-ku dan suami dulu (ciyeh)...., kebetulan kami liat ibu-ibu jualan gembus. Akupun antusias dan minta menepi sebentar buat beli gocengan. Biasa, hasrat pengen foto-foto kek koran yang lagi ngeliput kulineran tumbuh. Entah kenapa aku suka banget motret candid pedagang-pedagang makanan yang dagangannya ini unik-unik. Kayak pedagang gembus ini. Yang cara masaknya bisa ditonton live dengan media penggorengan menggunakan tungku gerabah, dan senthir yang berguna sebagai penerang jika toh harus berjualan sampe malam hari. Selain itu, gembus-gembus putih yang mengembang setelah mandi minyak dalam wajan besar emang penampilannya minta dicomot banget, hihihi.
Kalian sendiri uda pernah makan gembus blom?
wah sepertinya enak yah gembus
BalasHapusEMI
Makanan nostalgia banget sih ini.. Di tempatku namanya binggel
BalasHapus