Dedek Mau Naik Bebek, Ayah !

#obrolan after marriage life alert

Sabtu sore sehabis beli gorengan, aku dan Tamas terlibat percakapan absurd. Gara-garanya ada anak balita ngrengek kenceng banget waktu naik motor (yang dikendarai bapaknya) dan motor tersebut nyalip motor kami. Posisi dia dibonceng di bagian depan, sementara ibu dan adiknya berada di belakang. Empat orang. Ngajak naek bebek-bebekan. 

 

Waktu itu kami memang sedang melintasi danau yang berada di belakang rumah. Biasanya tempat ini kerap dijadikan area pemancingan--selain tentu saja dijadikan wisata air yang menyasar muda-mudi (pacaran) dengan wahana bebek-bebekan yang digenjot pake kaki *sebenernya bentuknya ga cuma bebek sih....ada juga kuda laut dan hewan-hewan air lainnya (PentingBangetDiumumin). 

Balik ke anak yang lagi cranky tadi.

Kata dia : "Dedek mau naek bebek Ayaaaaaaah!!!"
"Dedek mau naek bebeeeek!!!!"

Aku dan Tamas langsung pandang-pandangan. Gorengan risol kami goyang-goyang dipegangan stang.

Kalo di tokoh kartun ekspresi wajahku bisa digambarkan seperti ini ---> lantaran sama-sama dipanggil Dedek. Jadi begitu ada yang nyebut dirinya sebagai Dedek, langsung diri ini pengen memposisikan diri sebagai anak PAUD itu. Iya, jadi aku tuh dipanggilnya dedek klo ama suami. Biar berasa muda teroooosss gituh. Kebetulan pula, aku juga sukanya panggil Tamas dengan sebutan Ayah. Terus kenapa kejadian ini jadi nge-blend banget timingnya waktu kami lewat? Apalagi kalo diliat-liat, sifat bawelku juga kadang-kadang mirip bebek.......(????). Habis itu ngelirik si Tamas dan langsung ngebaca pikirannya : Pasti bentar lagi bakal diledek habis-habisan nih.

"Dedek mau naik bebek Ayaaaaaaaaah !!!!"

Suara anak itu menghilang bersamaan dengan asap terakhir yang dikebulkan motor itu, sementara keheningan sejenak menyelimuti kami untuk mencerna kalimat apa yang sekiranya pas untuk mengomentari kejadian itu.

"Dedek mau naik bebek ayaaaaahh," tiru Tamas dengan suara yang agak dimirip-miripin ama anak tadi--tapi ini JELAS ditujukan buat aku...

*krai*

"Dedek mau naik bebek Ayaaaaaaaaah !!!!"

Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkk....

"Anuuuh...anuhhh, Dedek mau naik bebek Ayaaaaaaaaah !!!!"

Begitu terus kalimat itu diulang-ulang sampe akhirnya tiba di rumah dan terdengar suara adzan. Iya, jadi gorengan tadi emang rencananya buat buka puasa aku yang bolong-bolong pas Ramadhan kemaren (sebelum kuret tahun lalu).

Sambil manyun tapi sambil ngempet pengen ngakak, aku bales aja ledekan si Tamas : "Dedek mau naik ayah, bebeeeek,"

HAHAHHAHAHAHHAH

Bukan gituuuu, tapi : "Ayah mau naik Dedek, Bebeeeekkkk !!!!" 

Lah..bebeknya dong yang jadi korban?????

HAHAHAHHAHAAHHAHAH 

"Dedek mau naik Bebek Ayaaaaaaaaah !!!!"
"Bebek mau naik dedek, ayaaahh!!!"
"Bebek mau naik ayah, dedeeeeek !!!"
"Dedek mau naik Ayah, Bebeeeek!!!"
"Ayah mau naik Dedek, Bebeeeekkkk !!!!"  

HAHAHAHHAHAAHHAHAH  
Jadi inget pelajaran matematika bab peluang, kombinasi 3 hhhhahahahhh..

Begitu terus bales-balesan ampe kiamat risol dan cireng kami abis tak bersisa. Lalu kami makan opor kacrut bikinan Tamas dan lomba buat segera menghabiskannya (biar ga ada beban lagi nyetok tu opor). Hahaha

Sekian.

sumber emoticon : chinesefontdesign.com