Review Savero Golden Flower Bogor, Surganya Makanan Buffet



Dan kembali lagi bahwa aku akan curhat pengalamanku tentang menjelajah hotel di wilayah Bogor Kota. Harapannya adalah, postingan ini dapat memberikan info penginapan yang recomended bagi para traveler yang secara tidak sengaja nge-klik blog ini. Kira-kira udah keliatan mulia belom niatannya??? Hahahah...ya walaupun dikit-dikit diselipin pengen eksis juga sih ujung-ujungnya. 

AC terpasang rapi (sebagai tukang AC kami emang selalu ngecek fasilitas yang satu ini oke apa kagak)



Sahabat Beby Mbul yang baik hatinya, pada kesempatan kali ini, tokoh utama dalam blog ini akan memutuskan untuk menginap di hotel ketiga yakni Savero Golden Flower. Sebenarnya tulisan ini sudah cukup latepost ya. Karena kejadiannya (buset bahasanya Patroli banget), sudah berlangsung sejak tanggal 27 Desember 2015. Tak apalah, demi menuntaskan hasrat berfoto. 

Dan perlu diketahui juga, bahwa edisi kali ini, kami tidak memanfaatkan voucher hadiah menulis kemarin (percuma juga habis kortingannya cuma mapuluhrebu). Sebagai gantinya, Tamas akhirnya memberikan bonus kepada istri tercintanya ini berupa traktiran diskon dari Traveloka di HP smartphone-nya. Lumayan, dari kisaran harga kamar 1 jeti dapet kortingan sekian persen, hingga nominal yang harus dibayarkan tinggal Rp 600 ribuan saja. Wow (Mata belo). Ini semua karena Tamas sering bolak-balik pake aplikasi Traveloka waktu dines ke luar kota. Bayangin aja, nginap di anak asuhnya Kagum Group yang mewah gini dapet potongan segitu. Ya mau banget lah. Apalagi kan dapetnya pas penghujung long weekend.

Mengabadikan moment di Hotel Savero bersama si Gembul




























Tanpa berlama-lama, setelah tepar memutari wilayah Taman Kencana karena gagal ngesop (buah) di tempat Pak Ewok, akhirnya kami memutuskan untuk check in saja. Waktu itu, hari sudah menuju sore dan mata kebetulan sudah sangat mengantuk. Ketika mobil menuju parkiran, satpam tidak memberitahukan apakah masih ada sisa parkir di basement atau tidak. Jadi begitu nyampe di bawah, baru dibilangin kalo uda penuh. Bilanginnya rada galak lagi. Entahlah, mungkin karena kami lagi capek jadi menangkapnya begitu (sensi). Habis itu kami diarahkan parkir di vallet (untuk sementara). Nanti andaikan udah ada yang check out, kami bakal dikasi tahu supaya bisa menempati parkir basement. Iyalah. Ga mau dah bayar vallet parking yang muihil dan belum tercover sama uang yang sudah dibayarkan. Hehe. 


Balada parkir udah selesai. Kini tiba saatnya untuk check in. Mungkin karena lagi penuh kali ya, jadi resepsionis berasa cuek saat memberikan kunci kamar. Tanpa senyum ataupun sikap hangat yang biasanya kami dapatkan dari hotel-hotel sebelumnya. Hmm...apa karena tampang kami tampang pribumi??? Ketambahan pula kalo aku pake kerudung. Sementara mayoritas tamu lain kelihatannya tajir-tajir atau paling tidak sekelas bule. Yah, maybe resepsionisnya lagi capek...okelah kami berpositif thinkingaja, dan langsung melenggang kangkung menuju kamar. Belum mood untuk foto-foto. Padahal lobinya cantik banget. Uda kayak istana raja. Ada tangga dengan karpet merah di sudut kanan jalan. Sementara lampu kristal berukuran gede tergantung indah di tengah-tengah. Lalu persis di depan meja resepsionis, terdapat 2 singgasana besar dengan sepuhan emas di pegangannya. Ntar aja dah, gampang, yang penting tidur dulu.


Kamarnya cantik, ada lukisan. Fasilitas kamar mandi top dan bersih.

Kamar kami terletak di lantai 5 dengan nomor 520. Dekat lift tinggal belok dikit. Lorong kamarnya emang udah kelihatan sih. Iya kelihatan mahalnya. Putih-putih dengan karpet di sepanjang lantai. Rupanya pepatah 'ada harga ada rupa' itu emang benar adanya.

Kamar kami memiliki ranjang yang empuk. Bantalnya 2 (1 panjang, 1 pendek). Dinding dihias wallpaper warna krem dengan 1 bingkai lukisan bergambar bunga. Fasilitas lain berupa 1 meja rias dengan 1 set minuman yang bisa disetel panas maupun dingin (dengan heater). Lemari hanya berupa tempat penyangga hanger dan di bawahnya terdapat rak sepatu. Sementara itu, di dekat pintu pas, terdapat kamar mandi dengan sentuhan jauh lebih mewah dari hotel-hotel sebelumnya. Toilet duduknyapun kelihatan kelas mahal, di samping shower panas & dingin, serta peralatan sabun yang tertata cantik di sebuah kotakan bertuliskan Savero. Yang paling spesial, tentu saja hairdryernya boook, diamana benda ini tidak kami temukan pada hotel sebelumnya. Kan lumayan, biar ga masuk angin kalo habis keramas. 

Kebetulan sore itu kami habiskan waktu untuk tidur karena kecapean abis muter-muter Kebon Raya. Capek banget, serius. Dapetnya cuma itu-itu thok (la wong kejebak macet). Jadi otomatis, pilihan molor ini akan jauh lebih baik untuk kebugaran badan. Begitu bangun, tiba-tiba aja hari udah petang. Oi magrib-magriiib !! Bangun-banguuun!! Hihii, akhirnya pun kami sholat dan setelahnya memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar situ. Ceritanya nyari maem. 

Savero memang berada di pusat kota. Kurang lebih dari :
  • Sirkuit Sentul (lapangan balap mobil) berjarak 9 kilometer.
  • Kebun Raya Bogor (perkebunan dan pusat penelitian agro) berjarak 12 kilometer
  • Istana Bogor (Museum Kepresidenan Balai Kirti) berjarak 13 kilometer
  • Prasasti Batutulis (tempat wisata) berjarak 18 kilometer.
Di samping-sampingnya, banyak berjajar hotel serta resto dan butik. Bahkan di sebelahnya pas ada restoran khusus jajan batagor. Cuma karena kelihatannya mahal, akhirnya kami melipir pergi dan hunting di warung tenda aja. Setelah ambil duit di ATM yang ternyata jauh banget letaknya (depan RS PMI Bogor), akhirnya kami mandeg di warung sate. Nyammm !!! Saatnya mengisi perus yang sedari tadi udah dicuekin. Jadilah aku pesan sate ayam, dan Tamas pesan sate kambing. Semuanya bumbu kecap 9campur bawang merah ama cabe rawit). Minumnya kami beli di warung sebelah yakni air mineral dan  teh gelas (lagi ngirit). 

Cari makan di warung sate dekat RS PMI Bogor
 
Sate kemudian terhidang dalam waktu 15 menit. Fuhhhh mantab...walaupun murah meriah (1 porsinya Rp 15 rebu), yang penting ati kenyang perut senang (e kebalik). Ya pokoknya itu. Rasanya pas. Bakarannya mantep. Dan yang terpenting banyak kulitnya (ingattt lemak Mbul, ingaat !!). Sehabis dari tempat sate, kami juga beli gorengan seharga goceng untuk dicemal-cemil di dalam hotel. Maklum yes, bawaannya pengen nggayemi ae. Heheh..

Setelah tiba di hotel, huwaaa..masa mau langsung molor aja. Ini masih soreee wahai Nona Gembul yang buncit perutnya (lho)? Habis makan lagi, nda takut semakin melar? ...akhirnya kami memilih keliling-keliling aja sambil fota-foto. Mulai dari tulisan nama hotel di halaman depan, loby, sampai kolam renang yang terletak di lantai atas (lupa nomornya). Ternyata, pas nyampe di sana, kolamnya lagi dibersihin sama staff hotelnya. Pas ngeliat kami kucluk-kucluk dateng seperti hendak foto (ini aku doang sih, Tamas mah ogah), staff tersebut senyum aja dan mempersilahkan. Beda ama resepsionis tadi, staff-staff  yang ini jauh lebih ramah kepada tamu. Lalu tanpa membuang kesempatan emas lagi, tangan gembul yang bak friedchicken inipun tak segan-segan lagi untuk mengabadikan kamera. 

Setelah puas melihat-lihat suasana, barulah keinginan untuk molor itu muncul kembali. Haha...(kebiasaan). Kamipun kembali ke kamar dengan melewati tempat fitness yang berada di dekat kolam. Kalu fitness mah, ga bisa.....takut berotot soalnya, hihi.

Di kamar ga langsung bubuk juga sih. Seperti biasa Tamas mengetes kecepatan wifi untuk streammingan One Piece. Ternyata apa yang terjadi pemirsa? Wifinya agak letoy ya. Sama sekali ga bisa buka video, sementara username dan password juga sering signin secara berulang, sehingga akhirnya menjadikanku malas untuk membuka medsos. Yaudahlah malam itu kerjaannya cuma blututin foto-foto hasil jalan-jalan kali ini (dari awal). Sementara Tamas agak menggerutu karena jangankan video, komik onlinepun susah banget dibukanya, hahahhah... Akhirnya kami ngemil gorengan aja...lumayan lah, sebelum cirengnya keburu keras. Hahahha..

***

Kentang rempah, tumis brokoli, dan tempura di pagi hari

Pagi adalah saat yang paling ditunggu-tunggu oleh mahluk gembul berinisial TY ini (Tiyem). Yup nyobain buffetnyarestoran Lotus. Gimana kagak girang Mbul, menunya buanyak banaa....Ada selera Indonesia, barat maupun modern. Ya, istilahnya lokal dan nasional gitu dah. Internasional juga ada dink. Yuk samperin satu-satu.

Mulai dari mana dulu nih ? Bingung, hihiii. Oke dimulai dari meja depan ya. Di situ ada jamu-jamuan lho. Wah ga nyangka, kirain di hotel pertama doang ada minuman tradisionil maca, ini. Ternyata di Savero ada juga. Lebih gede lagi botol-botolnya. Ya yang kayak di tukang jamu gendongan itu lah. Akhirnya, sebagai percobaan awal, aku ambil dulu segelas kecil beras kencur untuk dibawa ke meja.

Minuman lengkap dan menyehatkan

Menuju ke bagian tengah, tersedia makanan utama seperti sup asparagus (jagung), nasi putih, nasi goreng, bihun goreng, ikan tempura, cah brokoli, daging sapi (kayaknya semur deh), kentang bumbu rempah, aneka saos, sambal, acar serta kerupuk. Berikutnya adalah stand dessert. Di sini kesempatan fotoku semakin banyak karena tiap ada yang habis langsung diganti. 

Misalnya kloter jam 7, pudingnya warna pink, putih, ijo. Terus begitu habis langsung diganti sama yang warnanya putih sama ungu. Demikian juga dengan cakenya. Pokoknya lengkap banget dah. Sampe ada pula donat aneka rasa. Dan aku berhasil ngambil yang isinya selai stroberi. Tamas sih ngebatin begitu aku bawa tatakan berisi kue-kuean tadi di atas meja. Doi sangsi kalo aku bakal ngabisin itu semua. Palingan cuma mau difoto doang, aaaaggg..

Kue kloter 1

Bener juga sih. Setelah nyampe di meja, itu penganan ga langsung ditelen. Cuma dipandang-pandang ga jelas selama beberapa menit. Kok ngeliatnya aja udah kenyang yak??? Manis semuaaa soalnya. Gula kabeh. Tapi karena memiliki semangat anti mubazir, akhirnya diembat juga walo kudu diatur proses nelennya. 

Kapok kamu Mbul? Syukur, hihihi....

Yah, kesian juga sih kalo ampe diambil tapi ga dihabiskan. Gini aja deh, kalo ampe mentok ga abis, nanti ambil selembar tisu buat dibungkus dan dibawa ke kamar. AAAAAkkk...maafkan kekatrokanku ini, hahahhaha...

Kue kloter 2

Kalo jenis roti-rotiannya sendiri ada di meja khusus ya. Kurang lebih depan-depanan sama kue basah dan puding-pudingan. Sebelahan juga ama meja sayur utama. Roti-rotian tadi terdiri dari roti kepang, roti unyil (kayaknya gitu sih, dilihat dari modelnya), roti yang ditabur gula halus, sama yang diatasnya ditabur meisses cokelat. 

Stand roti ini hanya menjadi bagian dari dokumentasi karena tujuan makanku kali ini adalah menghindari segala bentuk gandum-ganduman. 

Roti-rotian bervariasi

Meja lainnya menyajikan aneka cemilan seperti gorengan (ada bakwan jagung sama pisnag goreng juga lho), bubur ketan item, bubur kacang ijo, bubur ayam, dan juga cireng. Wew. Kejutan banget yaaah... Ada cireng dengan bumbu kacang yang tersaji di satu meja tersendiri. Seumur-umur baru nemu hotel yang menyajikan makanan dari bahan dasar pati ini. Jempol abis. 

Cireng dibentuk gepeng-gepeng dengan tekstur tepung yang sedikit keras. Meski demikian, 2 keping yang tersaji dalam tatakan tetep saja masuk ke perut. Lumayan ya, untuk melatih kerja lambung (parah).  Kalo bumbunya sendiri, rasanya dominan pedes ya. Mirip kayak bumbu batagor atau siomay gitulah. Aku ngambilnya dikit aja, soalnya kan bahan dasar kacang bisa bikin perut melilit pagi-pagi.

Cireng dan sambal kacangnya

Ada pula stand tradisional foodnya dengan menu nasi kuning, telur balado, tempe orek, perkedel kentang, ubu ungu, jagung, dan ketupat. Modelnya ala-ala Sunda gitu karena ada akang-akang yang nungguin dengan kostum mirip Kabayan. Di stand ini aku sok-sokan ngambil ubi ungu, jagung manis, sama perkedel. Yah mesti dalam beberapa menit, lagi-lagi aku pandangin aja (ceritanya lagi itung-itungan, apa sanggup ngabisin semua). Tiga-tiganya kan karbohidrat, bayangkan !!! Jagung manis, ubi ungu, sama perkedel KENTANG...kalo bukan karbo apalagi coba namanya???

Yah demi sebuah dokumentasi lengkap dalam blog, aku rela endut dalam sehari deh. Ti-ti-ti-tidaaaaaak !!!!!! Lalu buru-buru umpetin timbangan (lebay mode on).

jagung manis, ubi ungu, perkedel, dan telur balado

Untuk jagungnya sendiri, jenisnya adalah jagung manis. Yaiyalah (sudah terlihat dari warnanya yang kuning cerah). Rasanya manis walau dengan tekstur biji yang sedikit keras. Mungkin stoknya tinggal yang tua-tua kali ya. Sementara itu, ubi ungunya dipotong model dadu seragaman gitu. Rasanya manis, warnanya apalagi....lucu...(kemudian mulai melirik ke warna ungu dan meninggalkan warna pink pelan-pelan). Perkedelnya? bentuknya bulet-bulet gepeng dengan volumenya yang ga gitu gede. Rasanya pas, walau dominan asin. Untunglah ada sedikit kremesan telur yang membuat rasa begitu gurih.

Sementara itu, tempe orek dan nasi kuning ga aku colek. Padahal suka ama warna kuning nasinya (AAAAAKKK....ga ada hubungannya juga kali ya) *uhuk*. Yah sementara ini, cuma bisa motret aja biar postingan blognya semakin ramai dengan adanya makanan-makanan berwarna cerah tadi.

tempe orek dan nasi kuning

Buah-buahan juga lumayan banyak ya. Ada nenas, semangka, melon, pepaya, dan juga aneka jus. Jusnya terdiri dari jus jambu biji merah, jambu biji ijo, jeruk, serta stroberi. Tadinya yang ijo itu kupikir kedondong, tapi setelah dicicip oleh lidah Anton Egoku, fix dia bilang itu jambu biji yang warna ijo. Haaaaa (????). Ini kreatif apa kreatif ?

Bagi yang sedang diet, ada pula salad-saladan yang perintilannya banyakan berupa biji-bijian. Misalnya kacang merah, jagung manis, timun jepang, paprika, tomat,  irisan wortel, dan bawang bombay. Semuanya tinggal cocol-cocolin aja ke saus thousand island atau mayones. Kebetulan Tamas sok-sok ngambil satu piring, dan begitu dicicip oleh Sugembulwati—akhirnya direbut (lho).

Aneka salad (suka karena ada kacang merahnya...ini kan bergizi tinggi)

Untuk tamu anak-anak atau bisa juga bule, menu sereal juga bisa menjadi pilihan. Tapi kebanyakan bule-bule di sini justru lebih suka yang Indonesian food ya, hihi. Aku cinta Indoesia. Soalnya sempet ngeliat ada yang ngambil nasi kuningnya segunung tugel gitu..

Kalau menu yang bisa direquest diantaranya adalah waffle, es krim sama telur. Kebetulan aku pilihnya yang es krim (rasa stroberi dan vanila). Sementara Tamas kebagian pesan telur mata sapi dengan pilihan setengah mateng. Keduanya bisa terhidang dalam waktu singkat karena ditangani oleh para koki ahli. 

Pesananku, sengaja ngambil cerinya stand kue-kuean hahahha

Ngomong-ngomong soal telur tadi, emang makanan yang satu ini sangat photogenic ya. Meski bentuknya sederhana, rasanya tiap kali motret olahan telur kok aura cantiknya muncul gitu. Iya...cantik. Oke bukan wajah yang motret sih, tapi muka telur ceploknya, Jyahahahahhaha....Mungkin dia akan lolos semifinalis Egg Next Top Models (ini apaan cobaaa??) #mulai ngaco. Tapi serius rasanya enaaakkk !!!

Bikin pengen order lagi, lagi, lagi dan lagiiii....sampai perut ini over kapasitas...ho ho ho...  Dari sini, akhirnya begitu nyampe rumah aku kepikiran buat beli teflon mini khusus nyeplok dan praktek langsung. Ceritanya ngebandingin, apa aku bisa bikin makanan sekelas hotel?? Keciiilll (kalo ada usaha).

Berpose dengan telur mata sapi setengah matang

Semakin siang, suasana resto semakin ramai. Tamu akhir pekan didominasi oleh keluarga dengan anak balita. Salah satu yang menyedot perhatianku adalah keberadaan bocah cowok (umur sekitar 5 tahun), dengan sendok (besar) di tangan dan celemek di balik kerah. Makannya cemang-cemong tapi tetep pede menyendok sendiri makanannya. Sementara ayah ibunya duduk di samping sambil memperhatikan kelakuan si bocah. Hahahhah...Akhirnya kami menyebutnya sebagai bocah Napoleon Bonaparte karena tingkahnya yang demikian menggemaskan dan membuat Tamas komen.

Ada juga balita lain yang saking antusiasnya jalan sambil ngeliatin balita cowok, eee pas jalan meleng malah kejeduk meja, haduuuhhhh....Terus nangis kejer. Dan ditepok-tepokin ama bapaknya. Lagian balita sekarang terlalu cepat dewasa. Masa umur segitu uda doyan ngliatin cowok (balita juga), hahahah. Ada lagi lansia yang bulak-balik ngambil makanan dengan porsi yang cukup banyak, gegeggekk... Keren juga kapasitas perutnya. Pokoknya gokil-gokil dah. Dan rasanya, menu-menu buffet di hotel ini sukses bikin gagal move on pas mau check out

Salak dan nenas

Oh iya, buat menetralisir rasa kenyang, akhirnya aku menuju stand buah-buahan. Ga mau rugi sebenarnya, jadi ngambilnya satu-satu tapi dalam porsi yang kecil. Eh, selain buah-buahan yang sudah disebut di atas, ada satu lagi ding yang kelupaan. Ternyata ada SALAK pemirsa !!!! Tu kan, kejutan lagi. Ternyata hotel ini sangat mengIndonesia sekali (maafkeun karena kalimatnya tidak efektif kalo menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jadi berasa betah dan merasa ini rumah sendiri (gawat).

Pepaya, semangka, salak, nenas

Oh iya, Lotus ini bisa menampung 250 pengunjung bukan perokok dan 50 pengunjung perokok lho. Kebetulan, waktu itu sengaja kami pilih yang area nonsmokingnya karena lebih dekat dengan meja prasmanan. Jadi biar ga riweh kalo mau bolak-balik nyobain semua menu (YEKALI).

Sekitar pukul 9-an (wew, cukup lama juga ya kami nongkrong di sini), akhirnya sarapan kelar. Kamipun bersiap naik ke atas untuk beberes baju dan perintilan lainnya sebelum cabut. Namun, karena tak ingin ketinggalan moment pernah eksis di resto mewah ini, akhirnya aku bulak-balik lagi untuk menambah kelengkapan dokumentasi. Kan sayang, udah bayar tapi ga foto-foto, jadi yuk cuzzz arahkan kamera digital biasaku ini, hihihi...

Mengabadikan moment di Restaurant Lotus, Savero Golden Flower

Ga cuma di restonya doang sih aku foto-foto. Tapi juga di kamarnya. Yah, seraaah aja sih yang bilang narsis atau norak, yang penting ga hoax karena pernah ngehotel beneran di hotel berbintang 4 ini. Oh iya, di sini sebenernya cuma aku doang sih yang demen foto. Tamas kayak biasanya kudu dipaksa dulu klo mau foto bareng. Doi kan ga suka foto, sukanya moto. hihihi.. Hehehehe hehehehe hehehe he he (ketawa ala Woody Woodpecker). 

Oh iya, sebelum cabut, kubiasakan diri untuk selalu merapikan kembali isi kamar yang sudah acak adut akibat dibikin kerutan oleh Tamas. Ya, buat memudahkan petugas aja sih biar ga terlalu memberatkan kerjaannya. Mulia kagak?? Haahha...

Sebelum pulang taking picture dulu ya, biar ga dikira hoax, hehe

Tak terasa, postingan kali ini sudah cukup panjang...Habis gimana (membela diri)??? Klo kependekan bakal ga proporsional ama jumlah foto yang terhitung lumayan banyak ini. Jadi kurang lebih ada beberapa kata yang sengaja ditambah-tambahin supaya seimbang antara tulisan dan ilustrasinya. Oh iya, sebelum berpamitan, aku tarik dulu ya kesimpulan dari sesi menginap kali ini. Secara umum, Savero Golden Flower sangat keren terutama dalam hal penyajian makanan. Untuk kekurangannya, mungkin bisa diperbaiki sedikit demi sedikit, demi kesuksesan hotel ke depan. Tingkatkan terus keramahan staffnya sehingga bisa berkesan di hati konsumen, (dari manapun latar belakangnya).

Tumben sok bijak ya gue..............

Udah ah, takut diprotes pembaca karena jalan-jalan mulu, saatnya capcus ke rumah type 21 kami (halaaah)...


Hotel Savero Golden Flower Bogor
Jl. Pajajaran 27, Bogor

0 Response to "Review Savero Golden Flower Bogor, Surganya Makanan Buffet"

Posting Komentar

‪#‎100persenbuahnusantara‬ #BlessfulAugust #DreamsWellEngineered #evrinaspGiveaway #‎fruitsummit2015‬ #GoForItEmakGaoel #KainDanPerjalanan #‎livingfunandhealthy‬ #lombablogpojokpulsa2015 #PiknikItuPenting 4G 4G LTE About Me Agama. Akad alun-alun kebumen Ammara Beauty Care Angkringan ARTIKEL Bakmie Jowo Kangen Beauty BERITA blibli.com Braling Photography Candi Borobudur Citra Raya CitraRaya dawet hitam dawet ireng diet Es Buah Singkawang family Gaun Muslim Bentuk Payung giveaway Giveaway #OOTDAlaAku2015 Grand New Velloz Grand New Veloz gudeg h-1 Honeymoon HUKUM ibu rumah tangga IKLAN Jadul 90-an jalan-jalan Job Review karikatur Kebumen KELUARGA KESEHATAN Khasiat yogurt Kota Padang kuliner Magelang Kutoarjo kutowinangun life LIPSUS lomba menulis love Make Over Kamar Mandi manfaat yoghurt manfaat yogurt untuk ibu hamil Mbutuh Menu Masakanku Merah Marun mie ayam murah My 7 Days Fruit Diary Nasi Bakar Niro Granite Niro Granite Indonesia One Day Challenge Toyota OpenSnap opini Optik Kinanti Pak Edi pak kasman Pakdhe Untung Pasar Kutoarjo Pasar Lama Pendidikan Perumahan Idaman di Tangerang POLITIK Pondok Cianjur Purworejo Random REDAKSI Resepsi Review review Blibli.com review film review music review otomotif ronde Roti Bakar 88 rumah idamanku rumah nyaman sate ambal sate blora SEJARAH Smartfren Smartfren 4G Smartfren 4G LTE Advanced Snap and Share Challenge Spirited Away Sunpride Tacose. tangerang TV ONLINE wedding Wego Wetan pasar WISATA wisata kuliner wisata tangerang Yogurt heavenly blush yogurt strawberry Yogurt terbaik di indonesia yogurt yang bagus yogurt yang baik yogurt yang mengandung probiotik