Oleh-Oleh Khas Bogor




Laporan jalan-jalanku selama 5 hari 4 malam di Bogor kemarin akhirnya bermuara juga di postingan ini. Yak, saatnya untuk beli oleh-oleh !!!!!!!! Ga sempet beli yang khas atau kekinian sih, cuma asal nembak aja di pinggir jalan. Karena Tamas pengen segera cabut dari Hotel Savero mengingat hari terhitung masih pagi. Waktu itu, jam baru menunjukkan pukul 10 dimana pada jam-jam itu kami perkirakan jalanan masih lengang. Kalo cabut siang-siangan, takutnya keburu macet. 



Yaudah, dengan dibarengi oleh hasrat kepengen setor WC— akibat kebanyakan makan di restoran pagi-pagi, alhasil perut ini mulai menunjukkan gejala-gejala yang kurang mengasyikkan. Biasa book, panggilan alam. Duh ilaaah, masa pup di Pom bensin, tau sendiri toilet umum di negeri ini kebanyakan kayak gimana. Merinding!!!! Mendingan ditahan aja sampai rumah, ketimbang musti jijay ngeliat kondisi toiletnya. Aaaaakkk galau tingkat dewa. 

Tamas yang melihat ekspresiku sudah mirip komik yang kalo lagi panik pesti digambarkan dengan mata putih dengan keringet dingin yang berleleran dari balik dahi, akhirnya cuma ketawa aja. Hmmm—sudah kuduga. Begitulah sekilas arti enyekan Tamas saat mendapati bininye ini terus melafalkan doa dalam hati : “Hilangkanlah rasa mules ini Ya Alloh. Hilangkanlah rasa mules ini ya Alloh.”

“Jadi mampir ke Ciseeng ga nih Dek, di sana ada pegunungan kapur yang cakep banget lo. Kan lumayan, buat dimasukin di blog...” goda Tamas yang tak mengindahkan ekpresi mulesku yang berpacu dengan melodi waktu. "Di Ciseeng ada toileynya gaa?!!" Sontak pertanyan ini membuat lawan bicaraku tergelak.

Hadeh...jalan terus aja deh, pingin cepet sampe rumah #berkata dengan hampir putus asa. 

Memang pada akhirnya kami memutuskan untuk lewat Parung. Sama persis kayak waktu berangkat. Kenapa? Satu, karena males macet. Dua, ngirit uang tol. Kan lumayan bisa saving Rp 20 rebu #jiwa emak-emak banget. Lagian kasihan juga karena toh yang nyetir adalah Tamas sehingga kalo sampe masuk ke tol, kemungkinan besar kami akan terjebak arus balik arah Puncak. Aku sih tinggal modal dudukin pantat aja di jok, lha yang bawa kendaraan di sampingku bagaimana nasibnya? Bisa-bisa menggerutu tiada akhir kalo mobil sampe stag di tengah kemacetan #nglirik Tamas.

Kendaraan terus melaju sampai Pangkalan Udara Atang Sanjaya. Dengan kondisi perut yang sudah agak membaik, tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang kurang dari perjalanan ini. Iya, kami pulang dengan membawa tangan kosong. Belum ada oleh-oleh. Padahal kan pusat oleh-oleh kebanyakan ada di kota. Masa iya, musti balik lagi dan kejebak macet di daerah stasiun. Kan males. Ya udah kami bablas aja lah sampai akhirnya nemu 1 oleh-oleh khas di pinggir jalan.

Asinan Bogor dan Rujak

“Kiri-kiri-kiriiii !!” (dikata kenek kali hahahha).

Kemudian kendaraan dipinggirkan dan kucluk-kucluk aku samperin gerobak bertulisan ‘ASINAN BOGOR’ gede-gede. Sebenarnya ada banyak model asian ginian di sepanjang jalan yang sudah kami lewati. Tapi gara-gara perut yang mulesnya udah berasa kayak orang mau lahirkan, maka kami putuskan untuk berhenti saja di pedagang terakhir. Si ibu penjual menyambut kedatangan kami dengan sumringah. Barangkali kami hanya satu-satunya pembeli, sehingga kebahagiaan jelas terpancar pada matanya. Segera aku pesan 1 asinan buah, 1 asinan sayur, dan 1 buah rujak untuk dibawa pulang. Dengan cekatan dan keahlian mumpuni, tangannya kemudian meracik jajanan yang dijualnya itu bersamaan dengan izin foto yang kukantongi demi keberlangsungan sebuah postingan. 


Untuk asinan, buah-buahannya sendiri terdiri dari beberapa jenis, seperti pepaya mengkal, mangga muda, bengkoang, jambu air, timun, nenas, dan kedondong. Sedangkan sayurannya terdiri dari irisan kobis, sawi asin, wortel dan tauge. Bumbunya sama. Lebih dahsyat lagi karena ada siraman kacang goreng yang begitu renyah dengan padanan kuah yang asem legit. 

Untuk rujaknya sendiri, kurang lebih menggunakan buah yang sama dengan asinan. Hanya saja ditambahkan dengan kacang tanah yang diuleg kasar dan memberikan efek nagih saat dicampur dengan cabe dan gula merah. Harga ketiganya relatif murah, yakni per plastiknya dikenai Rp 10.000,- sehingga untuk 3 buah jajanan yang aku pesan hanya dikenai Rp 30.000,-. Iseng-iseng ibu itu memberitahu kalo asinan lebih enak dicampur dengan remesan kerupuk. Jadi karena ga tega atau dasarnya emang suka terpengaruh, akhirnya aku beli juga sebanyak Rp 5000,- (walo jujur setelah sampe rumah agak nyesel jugs karena teksturnya yang sangat keras).

Berburu Durian di Daerah Parung

Perjalanan berlanjut hingga akhirnya kami sampai di wilayah Parung. Di kanan kiri kami sudah berjajar pepohonan buah dengan tanah yang subur-subur. Ada pohon rambutan yang mulai berbuah lebat. Ada pula pohon durian yang ditanam di areal perkebunan yang cukup luas. Semuanya terasa asri, persis seperti yang ada di kampung. Tak berapa lama kemudian, di depan kami sudah berderet kios-kios durian rumahan yang agaknya distok dari kebun pribadi. Tertarik mencicipi durian jatuhan, akhirnya Tamas mempengaruhiku untuk turun dan makan di tempat. Ah aku emang orangnya ga bisa nolak kalo disuruh makan-makan. Hahahha.


Kami memilih satu kios yang menyediakan space untuk duduk-duduk dengan buah yang bisa dimakan di tempat. Di situ sudah berjajar durian dengan berbagai macam ukuran. Seorang ibu (penjual), kemudian mengumbar kalimat hiperbol yang mengindikasikan bahwa durian-durian yang ia jual manis-manis dengan tingkat kematangan yang sempurna. Memang sih, aromanya yang menyengat sudah pada kecium untuk ukuran hidungku yang pesek. Akhirnya dengan gaya sok profesional, suamiku tercinta itu membanding-bandingkan antara durian satu dengan lainnya untuk mengetahui tingkat kematangannya. Diketuk-ketuk, dirasa-rasa aromanya, sampe akhirnya pilihan jatuh ke duren berbentuk bulat nan semlohai. 

Setelah dibuka, waaww...nyammy !! Yah, walo jujur, kalo makan di tempat tuh rasanya kemrungsung karena kalo ga habis tuh rasanya mubazir. Sedangkan aku tipenya adalah suka yang apa-apa dimakan di rumah sambil leyeh-leyeh atau nonton TV. Ya gitu lah, Tamas kan berasumsi kalo dimakan di rumah takutnya ketipu dan kedapatan durian yang jauh dari kata manis. Tapi lumayanlah, bisa dapet Rp 40 ribu setelah melalui proses tawar-menawar yang cukup alot.



Setelah puas menghabiskan satu glundung durian, rupanya Tamas belum benar-benar puas. Kata lidah Anton Egoku yang demikian tajam ini, durian barusan kurang berasa pahit manisnya. Manis sih manis, cuma kurang padet n tebel. Lebih ke lembek. Ho ho ho.. Akhirnya doi minta dipilihkan satu lagi yang kali ini katanya Montong. Hm....sebenarnya sudah feeling sih kalo toh Montong ga bakalan semurah itu (aka dikenai harga Rp 55 ribu 1 biji). Sementara kalo di supermarket, per kilonya bisa nyampe 40 ribu. Jadi bisa dibayangin kalo jatohnya 4 kiloan, maka kalikan aja berapa totalnya. Yah,....tapi biasalah, namanya udah banyak nanya-nanya ama penjualnya, maka kalo ga jadi beli tu rasanya gengsi. Jadi Tamas akhirnya bungkus satu buah untuk dibawa ke rumah. Hhahahaha....i don’t care kalo akhirnya rasanya hambar. (DAN ITU BENER KEJADIAN, DURENNYA ZONK—MENTAH).

Selain durian, sebenarnya dijual juga rambutan. Tapi mengingat yang dijual bukan yang jenis parakan (yaitu jenis rambutan yang kadar airnya sedikit), akhirnya kami urung untuk beli. 


Beli Rambutan di Pinggir Jalan

Puas bersafari durian di wilayah Parung, akhirnya kami nyampe juga di bilangan Serpong. Sampe sana kena macet parah karena ketemu ujung tol yang sama-sama nyetor orang abis liburan. Hadeh. Padahal kan masih pengen mampir-mampir ITC. Ya udah lah sembari menikmati kemacetan, akhirnya mata ini disuguhi pemandangan adem yang berupa dagangan rambutan. Siapa coba yang ga tertarik untuk beli. Apalagi kami ini termasuk kawanan orang yang mirip codot (hobinya nyesep buah-buahan), jadi sudah dapat disimpulkan bahwa pada akhirnya kami turun untuk beli. Satu ganthet rambutan warna kuning-ijo namun manis ini dikenai Rp 15 ribu. Yaelah dalam hati gue berkata, masih pentil-pentil aja, rambutannya dah dijual...dasar pedagang jaman sekarang, haha...Tapi karena diisukan rambutan jenis ini adalah jenis rapiah, yang mana walaupun masih muda, tapi tetep aja manis, maka kami tetep aja sikat dengan total 2 ganthet (bahasa gampangnya tangkai).


Dan untuk menikmati kemacetan, Ndoro Kakung Tamas, dengan manjanya minta dikupasin satu per satu rambutan dengan warna kulit masih ijo itu dengan gigiku. Rrrrr pahit tahu. Kata dia, yang penting kan mesra to Dek, hahahhaha...(hasemb, saia dimanfaatkan untuk mengupaskan).

Mampir ITC Serpong

Setelah terbebas dari kemacetan, akhirnya sampelah kami di pelataran ITC Serpong. Uda jam 2 siang boook. Ngalamat cuma ceki-ceki bentar nih di mol, mengingat Tamas emang paling ga betah kalo udah disuruh lama-lama belanja (kodrat alam lelaki), yawes kami cuma beli krudung ninja, dress merah yang mirip-mirip baju cosplay (ini karena termakan bujuk rayu penjual), celana bahan, dompet cowok, dan kardigan. Selebihnya uwes...kami udah keburu capek dan ngantuk. Padahal di halaman ITC, banyak pohon-pohon buah hasil okulasi yang sudah membuahkan hasil, tapi aku pas aja deh. Ngantukkk.



1 Response to "Oleh-Oleh Khas Bogor"

  1. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    BalasHapus

‪#‎100persenbuahnusantara‬ #BlessfulAugust #DreamsWellEngineered #evrinaspGiveaway #‎fruitsummit2015‬ #GoForItEmakGaoel #KainDanPerjalanan #‎livingfunandhealthy‬ #lombablogpojokpulsa2015 #PiknikItuPenting 4G 4G LTE About Me Agama. Akad alun-alun kebumen Ammara Beauty Care Angkringan ARTIKEL Bakmie Jowo Kangen Beauty BERITA blibli.com Braling Photography Candi Borobudur Citra Raya CitraRaya dawet hitam dawet ireng diet Es Buah Singkawang family Gaun Muslim Bentuk Payung giveaway Giveaway #OOTDAlaAku2015 Grand New Velloz Grand New Veloz gudeg h-1 Honeymoon HUKUM ibu rumah tangga IKLAN Jadul 90-an jalan-jalan Job Review karikatur Kebumen KELUARGA KESEHATAN Khasiat yogurt Kota Padang kuliner Magelang Kutoarjo kutowinangun life LIPSUS lomba menulis love Make Over Kamar Mandi manfaat yoghurt manfaat yogurt untuk ibu hamil Mbutuh Menu Masakanku Merah Marun mie ayam murah My 7 Days Fruit Diary Nasi Bakar Niro Granite Niro Granite Indonesia One Day Challenge Toyota OpenSnap opini Optik Kinanti Pak Edi pak kasman Pakdhe Untung Pasar Kutoarjo Pasar Lama Pendidikan Perumahan Idaman di Tangerang POLITIK Pondok Cianjur Purworejo Random REDAKSI Resepsi Review review Blibli.com review film review music review otomotif ronde Roti Bakar 88 rumah idamanku rumah nyaman sate ambal sate blora SEJARAH Smartfren Smartfren 4G Smartfren 4G LTE Advanced Snap and Share Challenge Spirited Away Sunpride Tacose. tangerang TV ONLINE wedding Wego Wetan pasar WISATA wisata kuliner wisata tangerang Yogurt heavenly blush yogurt strawberry Yogurt terbaik di indonesia yogurt yang bagus yogurt yang baik yogurt yang mengandung probiotik